Unknown


  I.            PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang Masalah
Tidak mudah bagi guru bahasa Indonesia untuk mengajarkan keterampilan berbahasa karena bahasa merupakan alat untuk berpikir dan belajar. Dengan adanya bahasa memungkinkan seseorang untuk berpikir secara abstrak. Seseorang dapat memikirkan sesuatu meskipun objek yang dipikirkan itu tidak berada didekatnya. Dengan bahasa, seseorang dapat mengekspresikan sikap dan perasaannya. Seseorang dapat menyampaikan segala hal yang berkecamuk dalam pikiran dan hatinya, tidak hanya dengan ekspresi dan gerak-gerik tubuh, tetapi juga dengan bahasa. Bahasa dapat pula dianggap sebagai alat komunikasi yang paling tepat. Dengan begitu guru harus bekerja keras untuk menampilkan sesuatu yang terbaik, sehingga siswa dapat merasa tertarik untuk mengikuti setiap materi yang akan diajarkan.
Dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP), terdapat empat keterampilan berbahasa di antaranya: keterampilan menyimak (listening skills), keterampilan berbicara (speaking skills), keterampilan membaca (reading skills), dan keterampilan menulis (writing skills). Di antara keempat keterampilan tersebut, keterampilan menyimak terdapat di awal karena seseorang belajar bahasa tidak akan langsung dapat berbicara, membaca, dan menulis tanpa terlebih dahulu menyimak atau mendengarkan.
Menulis pada dasarnya bukan hanya sekedar menuangkan bahasa ujaran ke dalam sebuah tulisan, tapi merupakan mekanisme curahan ide, gagasan atau ilmu yang dituliskan dengan struktur yang benar, berkoherensi dengan baik antar paragraf dan bebas dari kesalahan-kesalahan mekanik seperti ejaan dan tanda baca. Menulis adalah sebuah kemampuan, kemahiran dan kepiawaian seseorang dalam menyampaikan gagasannya ke dalam sebuah wacana agar dapat diterima oleh pembaca yang heterogen baik secara intelektual maupun sosial.
Tarigan (1994:4) menyatakan bahwa menulis merupakan suatu keterampilan berbahasa yang dipergunakan untuk berkomunikasi secara tidak langsung, tidak secara tatap muka dengan orang lain. Menulis merupakan suatu kegiatan yang produktif dan ekspresif. Dalam kegiatan menulis, penulis harus terampil memanfaatkan grafologi, struktur bahasa, dan kosakata. Keterampilan menulis tidak akan datang secara otomatis, melainkan harus melalui latihan dan praktek yang banyak dan teratur.
Mulyana dkk. (1992:1) menjelaskan bahwa pada hakikatnya, menulis merupakan kemampuan yang harus dikembangkan dan dibina, karena kegiatan menulis banyak manfaatnya untuk berbagai kepentingan dalam pengembangan ilmu, khususnya dalam lingkup pendidikan. Hal senada juga diungkapkan oleh Hayon (2003:93), bahwa kegiatan menulis merupakan suatu kegiatan yang aktif dalam berpikir tentang materi yang disampaikan, kemudian secara aktif juga mengatakannya dengan bahasa yang sesuai agar mudah dipahami oleh orang lain.
Akhadiah dkk. (2003:1) mengatakan bahwa kegiatan menulis merupakan bagian yang tak terpisahkan dalam proses belajar. Sehubungan dengan kegiatan menulis, perlu diingat bahwa banyak keuntungan yang dapat dipetik dari pelaksanaan kegiatan tersebut.
Keterampilan menulis merupakan kegiatan berbahasa yang harus diajarkan kepada siswa karena kegiatan ini merupakan penentu keberhasilan dalam pengajaran. Dengan menulis, siswa dapat lebih mengenali kemampuan dan potensi diri untuk mengetahui pengetahuan siswa tentang suatu topik yang disampaikan. Untuk mengembangkan topik ini siswa harus berpikir dalam menggali pengetahuan serta menguasai informasi sehubungan dengan topik yang ditulisnya. Dengan demikian,  menulis memperluas wawasan baik secara teoretis maupun mengenai fakta-fakta yang berhubungan dengan pidato.
 Alasan lain yang diungkapkan Wiyanto (2004:8), keterampilan menulis tidak diperoleh secara cepat, melainkan perlu waktu yang cukup lama untuk belajar dan berlatih. Latihan-latihannya pun harus bertahap, salah satunya yaitu  tahap latihan menulis teks pidato.
Untuk meningkatkan hasil pembelajaran menulis maka guru harus memilih metode pembelajaran yang tepat dan sesuai. Teknik yang digunakan dalam proses belajar mengajar sangat menentukan tujuan yang diharapkan. Sehubungan dengan itu, penulis menetapkan metode kolaborasi sebagai metode yang digunakan dalam proses belajar mengajar. Metode kolaborasi adalah suatu teknik pengajaran menulis dengan melibatkan sejawat untuk saling mengoreksi. Sejawat yang diajak berkolaborasi itu disebut kolaborator.
Bertitik tolak dari pendapat-pendapat diatas, maka penulis tertarik untuk mencoba melakukan penelitian tentang dampak penggunaan metode kolaborasi terhadap pembelajaran menulis teks pidato. Judul penelitian tersebut yaitu: Upaya Meningkatkan Kemampuan Menulis Teks Pidato dengan Menggunakan Metode Kolaborasi pada Siswa kelas X SMA Negeri 1 Dayeuhluhur Tahun Pelajaran 2012/20113.

B.     Rumusan dan Batasan Masalah
1.      Rumusan Masalah
Bertitik tolak pada permasalahan di atas penulis mencoba merumuskan masalah penelitian dalam bentuk pertanyaan yaitu: Mampuhkah metode kolaborasi menimgkatkan kemampuan menulis teks pidato siswa kelas X SMA  Negeri 1 Dayeuhluhur tahun ajaran 2012/2013 ?

2.      Batasan Masalah
Penelitian ini hanya meneliti pembelajaran menulis teks pidato dengan menggunakan metode kolaborasi dengan prestasi belajar siswa kelas X SMA Negeri 1 Dayeuhluhur Tahun Pelajaran 2012/20113.

C.    Definisi Operasional
1.      Kolaborasi
Yang dimaksud kolaborasi adalah suatu metode pengajaran menulis dengan melibatkan sejawat untuk saling mengoreksi pembelajaran menulis teks pidato dengan menggunakan metode kolaborasi dengan prestasi belajar siswa kelas X SMA Negeri 1 Dayeuhluhur Tahun Pelajaran 2012/20113.


2.      Prestasi Belajar
Yang dimaksud prestasi belajar dalam penelitian ini adalah hasil yang telah dicapai dari yang telah dillakukan atau dikerjakan (KBBI,1991 : 787) prestasi belajar adalah kemampuan yang dimiliki siswa setelah menerima pengalaman belajarnya (Sujana, 1992 : 22). Jadi, prestasi belajar yang penulis maksud dalam penelitian ini adalah prestasi belajar siswa kelas X SMA Negeri 1 Dayeuhluhur Tahun Pelajaran 2012/20113.
3.      Kemampuan Menulis Teks Pidato
Kemampuan menulis teks pidato dalam penelitian ini adalah pengungkapan pikiran dalam bentuk kata-kata dengan memperhatikan ketentuan bahasa, isi, dan sistematika pidato secara tertulis siswa kelas X SMA Negeri 1 Dayeuhluhur Tahun Pelajaran 2012/20113.

D.    Tujuan Penelitian
            Penelitian yang baik harus mempunyai tujuan yang jelas, agar penelitian yang dilakukan menjadi bermakna dan hasil yang dicapai optimal, serta mempunyai arah yang jelas. Tujuan penelitian ini adalah:
untuk mengetahui kemampuan penulis dalam melaksanakan pembelajaran menulis teks pidato dengan menggunakan metode kolaborasi;
1.      ingin mengetahui kemampuan menulis teks pidato siswa kelas X SMA Negeri 1 Dayeuhluhur Tahun Pelajaran 2012/20113.
2.      ingin mengetahui ketepatan penggunaan metode kolaborasi dalam pembelajaran menulis teks pidato pada siswa kelas X SMA Negeri 1 Dayeuhluhur Tahun Pelajaran 2012/20113.

E.     Manfaat Penelitian
Penulis berharap hasil penelitian ini dapat bermanfaat baik secara teoretis maupun secara praktis.
1.      Secara teoretis bermanfaat bagi pengembangan ilmu dan mendukung teori menulis yang sudah ada.
2.      Secara praktis kemampuan menulis teks pidato dapat ditumbuh kembangkan dan dibina secara berkesinambungan sampai perguruan tinggi.

F.   Anggapan Dasar dan Hipotesis
1.      Anggapan Dasar
Anggapan dasar pada suatu penelitian merupakan suatu landasan bagi proses suatu masalah yang dihadapi. Anggapan dasar berguna untuk mempertegas variabel yang menjadi pusat perhatian dan untuk menemukan rumusan hipotesis. Jadi, anggapan dasar penelitian ini :
a.       Kemampuan menulis teks pidato merupakan salah satu penentu keberhasilan belajar siswa.
b.      Dengan metode kolaborasi siswa akan mampu meningkatkan kemampuan menulis teks pidato.

2.         Hipotesis
Hipotesis merupakan jawaban sementara dari masalah yang masih perlu diuji kebenarannya. Sesuatu jawaban yang dianggap benar-benar disebut hipotesis (Surachmad, 1982:68). Menjadi jawaban yang benar-benar disebut hipotesis (Surachmad, 1982:68).
Berdasarkan pendapat tersebut penulis merumuskan hipotesis penelitian itu yaitu mampu melaksanakan pembelajaran menulis teks pidato melalui metode kolaborasi pada siswa kelas X SMA Negeri 1 Dayeuhluhur tahun ajaran 2012/2013.

G.  Metode dan Teknik Penelitian
1.      Metode Penelitian
Seperti telah penulis kemukakan di atas bahwa penelitian ini penulis lakukan untuk mengetahui kemampuan menulis teks pidato siswa dengan prestasi belajar. Dengan begitu, metode yang penulis gunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian eksperimen. Dengan metode ini penulis mendeskripsikan dan menganalisis kemampuan menulis teks pidato menggunakan metode kolaborasi dengan prestasi belajar siswa kelas X SMA Negeri 1 Dayeuhluhur Tahun Pelajaran 2012/20113.

2.      Teknik Penelitian
Teknik penelitian yang penulis gunakan dalam penelitian ini adalah:
1)      Teknik studi kepustakaan untuk memperoleh bahan-bahan penunjang yang brhubungan dengan permasalahan.
2)      Teknik tes yakni tes kemampuan menulis teks pidato.

H.    Populasi dan Sampel
1.      Populasi
Populasi menurut Arikunto (1992:102) adalah keseluruhan subjek penelitian, maka populasi penelitian ini adalah seluruh siswa kelas X SMA Negeri 1 Dayeuhluhur Tahun Pelajaran 2012/20113.

2.      Sampel
Sampel adalah sebagian dari populasi yang dianggap mewakili. Sampel penelitian ini adalah siswa kelas X SMA Negeri 1 Dayeuhluhur Tahun Pelajaran 2012/20113. Pengambilan sampel dilakukan secara total (menyeluruh).














Label: |
Unknown


Lagi belajar membuat puisi nih, skalian ane share untuk kalian semua yang hobi sama puisi. puisi ini terinsfirasi dari kisah masalalu saya, semoga bermanfaat.

Ambisi
Ketika jiwa tak tersentuh sapamu
Aku adalah kulit tanpa tulang
Ketika hati mengharap sinarmu
Aku adalah serigala lapar

Kau adalah tuhan nyataku
Aku menghormatimu, aku tunduk padamu
Aku mengagumimu, aku juga mengagungkanmu
Kamu satu, tak ada duanya

Mudanya dirimu begitu liar
Buasnya serigala tak mampu membendung ambisimu
Aku kalap, jatuh kelubang sepi abadi
Kamu gila, terkutuk

Ahhh....tapi itu hanya segelintir masalalu
Sekarang masaku, bukan masamu
Aku sudah bisa berdiri, meski hanya dengan satu kaki
Sekarang, sambutlah untaian penyesalanmu.

April, 2013

Label: |
Unknown

Kali ini saya akan membagikan sebuah hasil karya saya, yang saya buat untuk memenuhi salah satu tugas matakuliah menulis sastra yang tugasnya itu adalah menulis cerpen. tapi mohon maaf apabila karya saya ini belum layak disebut sebagi cerpen. semoga bermanfaat.

BUAH JATUH JAUH DARI POHONYA
Jeplak breekk”…terdengar suara seseorang yang membuka pintu dengan terburu-buru
”Heyy anak muda, bangunlah..!! lihatlah matahari sudah hangat, ayam sudah berkokok 5 jam yang lalu. Tapinkamu masih enak enakan memelu bantal, bersembunyi dibalik selimut. Sadarlah anak muda sekarang kamu bukan anak kecil lagi, berpikirlah dewasa. Tidur tidak akan membuat tubuhmu kenyang….!!”.
“Hhooammmpp…ada apa sih Pak??? Dodo masih ngantuk, siapa juga yang lapar”. Dengan entengnya dodo menjawab dan sedikit meledek apa yang telah dikatakan oleh ayahnya. Karena merasa ter ganggu Bukannya bangun, ia malah membetulkan posisi tidurnya, menyerong membelakangi pak odih.
“Anak kurang ajar kamu ya, dengan emosi yang semakin meninggi Pak Odih membuka gordeng kamar dan menarik selimut yang membelit di tubuh anaknya tersebut. cepat bangun, bentak Pak Odih..!!”
Dengan amat terpaksa Dodo menurunkan selimutnya, beranjak bangun. “Ahh dasarr Bapak..!!”
Melihat ananknya akan segera bangun, Pak Odih kemudian beanjak mengambil bekal yang sudah disiapkan istrinya. “Bu hari ini bapak akan pergi kesawah, ibu mau ikut?? Dodo juga akan ikut”. Pak Odih pamitan kepada istrinya.
“Ngga aahh Pak, hari ini kan tetangga kita Bu Tuminah sedang melakukan persiapan hajatan anaknya, malu Ibu kalau tidak ikut bantu-bantu”. Sekarangkan ada Dodo yang membantu Bapak, Ibu besok saja ikut kesawahnya..!!”. Terang Bu Odih sambil melanjutkan menyapu lantai.
Dengan wajah yang kusam karena masih ngantuk, dan sedikit keterpaksaan Dodo bangun.
“Cepatlah cuci mukamu, kemudian segera ganti bajumu. Baju yang kau pakai sekarang terlalu bagus untuk dipakai kesawah...!!”
“Haaah kesawah Pak??” Tanya Dodo. Dodo memang tidak pernah suka apabila ia diajak kesawah ataupun kekebun oleh orang tuanya. Padahal dodo besar dan tumbuh di keluarga dan lingkungan yang mayoritas seorang petani. Bahkan bisa dikatakan ia tumbuh bersama lumpur sawah. Namun ketika Dodo menginjak usia remaja, dan ketika tenaganya dibutuhkan untuk sekedar mencangkul ataupun menjaga padi dari serangan hama burung pipit, Dodo seolah tak peduli. Dengan berbagi alasan ia selalu mengelak apabila ayahnya mengajak ia kesawah ataupun kekebun. Ia seolah alergi mendengar kata sawah atau kebun seperti sekarang ini.
“Iya…sekarang kita akan pergi kesawah kamu harus ikut membantu Bapak”. Jawab Pak Odih.
Entah kenapa, untuk kali ini Dodo tidak bisa menolak ajakan Bapaknya. Mungkin alasan yang ia gunakan untuk mengelak sudah habis atau mungkin juga ia  mulai berpikir dewasa dan merasa kasihan melihat ayahnya  yang mulai renta, atau mungkin juga karena Dodo sudah bosan menjadi tukang tidur dirumah.
Setelah Dodo selesai bersiap, mereka segera berangkat. Tak pernah ada kendaraan yang mengantar Pak Odih pergi kesawah ataupun sandal utuk sekedar melindungi kaki Pak Odih dari tajamnya batu-batu kerikil yang berserakan dijalan setapak. Memang inilah jalan satu-satunya yang bisa dilalui pak odih untuk menuju sawahnya. Dodo yang  belum terbiasa harus ekstra hati-hati melihat situasi jalan, karena selain banyak batu kerikil, jalan tersebut juga becek. Dalam hati kecilnya Pak Odih merasa kasihan melihat anaknya berjalan terjinjit-jinjit. Tapi mau bagaimana lagi ini semua ia lakukan semata-mata agar Dodo mengerti bahwa menjalani sebuah kehidupan itu tidak mudah ada banyak halangan untuk menuju sebuah kesuksesan. Butuh beribu-ribu tetes peluh keringat demi mendapat sesuap nasi.
Setibanya disawah Dodo langsung beranjak, melompat melewati parit irigasi. Ia naik ke sebuah dermaga sawah yang letaknya agak tinggi bermaksud untuk singgah ke sebuah saung yang bentuknya sudah agak miring dan reyot seperti mau runtuh. Kemudian ia duduk di atas ranjang saung tersebut, sembari membersihkan kakinya dari lumpur dengan menggunakan rumput yang ada dihadapannya sambil melihat keadaan sekitar. Tidak banyak yang berubah dari tempat ini, saung, lumpur, dan teriknya matahari masih sama seperti dulu. Kapan ya terakhir kali aku bermain lumpur disawah ini? Entah disengaja atau tidak tiba-tiba ia teringat akan masa kecilnya dahulu, ketika ia bertelanjang bulat dengan tubuh dipenuhi lumpur berlari-lari mengejar seekor anak sapi yang saat itu induknya sedang dipakai membajak sawah. Ahhh…kalau diingat-ingat lucu juga saat itu, Aku seperti tidak mempunyai rasa malu…hahaha.“gerutu Dodo dalam hati..!!”.
Memang semenjak ia menginjak bangku SMP sampai sekarang ia lulus SMA ia tidak pernah lagi menginjakan kakinya kesawah ini, mungkin karena ia berpikir bahwa kesawah hanya akan membuat kulitnya hitam karena sengatan matahari, atau karena gengsi dan takut teman-teman sekolahnya tau. Sunguh ironis memang, anak muda sekarang memang lebih suka duduk relax di sebuah salon kecantikan, ataupun sekedar jalan-jalan ke mall ketimbang membantu meringankan pekerjaan orang tua dan mereka menganggap hal tersebut adalah wajar dan sudah menjadi sesuatu hal yang wajib dilakukan sebagai obat penghilang stres. Mereka sama sekali tidak mau tau betapa susahnya orang tua mencari uang.
“Sudah gila kamu ya Do??? Bukannya turun kesawah, kamu malah enak-enakan senyum sendiri di saung ini. Gila kamu”. Bentak Pak Odih. Seketika Dodo kaget, semua lamunannya lenyap.
 “ahhh…Bapak. Kenapa sepertinya seneng banget mengusik kesenangan orang??” Jawab Dodo sedikit kesal.
“Saung ini gunanya untuk istirahat melepas rasa lelah sehabis kerja. Kamu memegang daun padi saja belum sudah enak-enakan melamun disaung ini. Sekarang cepat kamu ambil jaring yang ada di dalam tas terus kamu pasang di petakan sawah paling ujung”. Pak Odih memberi intruksi kepada Dodo. “Bawa golok ini untuk mencari kayu penopang jaring”. Pak Odih menyerahkan golok yang ia bawa kepada Dodo. Setelah selsai memberi intuksi kepada Dodo kemudian Pak Odih pergi ke ujung hilir sawah untuk membetulkan saluran air yang dirasanya terlalu deras.
Dari kejauhan terdengar suara laki-laki paruh baya yang sedang mencari rumput tuntuk pakan tenaknya menyapa Pak Odih,
 “Wah tumben si Dodo mau diajak kesawah?” teriak laki-laki tersebut. Biasanya kan kerjanya cuma tidur dirumah??”
“Aahhh…habis-habisan saya paksa. Jawab Pak Odih. Sebagai tetangga dekat Pak Odih mang Warman seolah sudah mengetahui kebiasaan Dodo sehari-harinya.
Dodo telah selesai memasang jaring perangkap burung, wajahnya dipenuhi keringat. “Huuhh capejuga bekerja seperti ini”. Gerutu Dodo dalam hati. Sambil berjalan menuju saung Dodo melihat kearah bapaknya yang sedang membetulkan saluran air.
“jaringnya sudang dipasang Pak”. Teriak Dodo.
Bagus, sekarang kamu tunggu disana, perhatikan jaring kalau-kalu ada burung pipit yang nyangkut dijaring, bapak akan mengawasi dari sini.” Jawab Pak Odih”.

***
Keadaan berubah hening, tak ada percakapan antara mereka lagi. Pak Odih yang sedang sibuk mengurusi pekerjaannya, sementara Dodo sedang tiduran sambil memberhatikan jaring yang ia pasang. Angin yang berhembus memberi kenikmatan tersendiri kepada Dodo.
“Ahhh…inilah nikmatnya kalu tiduran di saung sawah, benar-benar nikmat, tubuh serasa nyaman”. Gerutu Dodo.
Tanpa disadari Dodopun tertidur terlelap karena hembusan angin.
Hari mulai senja, matahari mulai menguning. Belum ada satupun burung pipit yang nyangkut dijaring yang dijaga Dodo. Sementara Pak Odih sudah selesai dengan pekerjaannya, terlihat sedang membersihkan badannya yang kotor akibat lumpur. Sembari menggosok-gosok badanya, Pak Odih menatap kearah saung. Namun ia tidak melihat keberadaan Dodo. Si Dodo kemana, sepertinya tidak ada disaung. Disuruh bekerja segitu saja malah kabur.
“Do..do…Pak Odih berteriak memanggil-mangil nama Dodo”. Merasa tidak mendapat jawaban, sedikit merasa cemas ia segera berlari kearah saung. Dooo? Pak Odih kembali memanggil Dodo. Tapi ia merasa lega, karena Dodo ternyata sedang tidur dan memang kalau dilihat dari kejauhan karena dodo sedang tidur disanung tersebut terihat seperti tidak ada siapa-siapa. Kemudian ia tiduduk disebelah odih, sekarang ia tidak tega untuk membangunkan odih, ia hanya menatap wajahnya sambil berkata, “ Bertanggung jawab juga anak ini, Bapak kira kamu sudah kabur sejak tadi. Sebenarnya Bapak tidak ingin kamu mengikuti jejak Bapak turun kesawah menjadi seorang petani. Tapi Bpapak juga tidak ingin kamu menjadi anak yang tidak mau tau sedikitpun tentang pertanian, karena sebenarnya semua ini penting dan ada ilmunya. Kamu tidak akan pernah bisa kalau kamu sama sekali belum pernah mencobanya. Kalau bukan kamu siapa lagi? Harus kuwariskan pada siapa sawah ini kalau kamu tidak mau mengurusnya? Kamu boleh bercita-cita menjadi seorang dokter, polisi, guru atau bahkan menjadi seorang presiden sekalipun, Bapa tidak akan pernah melarang. Bapa justru akan bangga bisa melihatmu bisa menjadi seorang manusia yang benar-benar manusia. Tapi kamu juga harus ingat, siapapaun mereka baik itu guru, dokter ataupun polisi tetap saja mereka membutuhkan sesuap nasi.
Meskipun sekarang dikatakan jaman modernnisasi tapi tetap saja, manusia bukanlah robot yang bisa digerakan dengan sebuah batrai ataupun mesin. Mungkin suatu saat para petani akan kalah, habis dimakan burung pipit yang populasinya terus bertambah. Sementara para petani akan punah, kehilangan generasi penerus. Sawah-sawah yang sudah turun-temurun diwariskan akan dijual, disulap menjadi sebuah mall-mall ataupun pabrik-pabrik”.
“Bicara apa Bapak ini??” tanya Dodo, mengagetkan bapaknya yang seolah dari tadi berbicara sendiri.
Kamu tidak tidur?? “Pak Odih menanya balik”. Tadi sih emang Dodo tidur, tapi mendengar Bapak berteriak memanggil-manggil nama Dodo, tidur Dodo sedikit terganggu. Apalagi setelah bapak bicara gak karuan didekat Dodo, mata Dodo malah semakin melek.
“Trus kenapa kamu tidak langsung bangun??”
“Ahh itukan Cuma akal bulus aku saja pak, agar bapak tidak menyuruh-nyuruh aku lagi!! Haha..
Benar-benar kurang ajar kamu ya. “bentak Pak Odih”.
Sudah mulah gelap Pak, ayo sekarang kita pulang. Toh burung pipitnya sekarang sudah pada pulang. Pak odih bengong, merasakan ada yang berbeda dari sikap dodo.
 Owh iya…ayo sekarang kita pulang…!!
“BAPAKU HEBAT”…teriak dodo sembari bralalan  pulang dan mengacungkan dua jempol tangan ke arah wajah bapaknya.
 Angin malam mulai berhembus, diiringi alunan suara adzan. Mengantarkan kepulangan ayah dan anak yang selalu terlihat tidak akur. Dan seperti itulah faktanya.
Label: |