I.
PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang Masalah
Tidak mudah bagi guru bahasa Indonesia untuk mengajarkan keterampilan
berbahasa karena bahasa merupakan alat untuk berpikir dan belajar. Dengan
adanya bahasa memungkinkan seseorang untuk berpikir secara abstrak. Seseorang
dapat memikirkan sesuatu meskipun objek yang dipikirkan itu tidak berada
didekatnya. Dengan bahasa, seseorang dapat mengekspresikan sikap dan
perasaannya. Seseorang dapat menyampaikan segala hal yang berkecamuk dalam
pikiran dan hatinya, tidak hanya dengan ekspresi dan gerak-gerik tubuh, tetapi
juga dengan bahasa. Bahasa dapat pula dianggap sebagai alat komunikasi yang
paling tepat. Dengan begitu guru harus bekerja keras untuk menampilkan sesuatu
yang terbaik, sehingga siswa dapat merasa tertarik untuk mengikuti setiap
materi yang akan diajarkan.
Dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP), terdapat empat
keterampilan berbahasa di antaranya: keterampilan menyimak (listening skills), keterampilan berbicara (speaking skills), keterampilan membaca (reading skills), dan keterampilan menulis (writing skills). Di antara keempat keterampilan tersebut, keterampilan
menyimak terdapat di awal karena seseorang belajar bahasa tidak akan langsung
dapat berbicara, membaca, dan menulis tanpa terlebih dahulu menyimak atau
mendengarkan.
Menulis pada dasarnya bukan hanya sekedar menuangkan bahasa ujaran ke
dalam sebuah tulisan, tapi merupakan mekanisme curahan ide, gagasan atau ilmu
yang dituliskan dengan struktur yang benar, berkoherensi dengan baik antar paragraf
dan bebas dari kesalahan-kesalahan mekanik seperti ejaan dan tanda baca.
Menulis adalah sebuah kemampuan, kemahiran dan kepiawaian seseorang dalam
menyampaikan gagasannya ke dalam sebuah wacana agar dapat diterima oleh pembaca
yang heterogen baik secara intelektual maupun sosial.
Tarigan (1994:4) menyatakan
bahwa menulis merupakan suatu keterampilan berbahasa yang dipergunakan untuk
berkomunikasi secara tidak langsung, tidak secara tatap muka dengan orang lain.
Menulis merupakan suatu kegiatan yang produktif dan ekspresif. Dalam kegiatan
menulis, penulis harus terampil memanfaatkan grafologi, struktur bahasa, dan
kosakata. Keterampilan menulis tidak akan datang secara otomatis, melainkan
harus melalui latihan dan praktek yang banyak dan teratur.
Mulyana dkk. (1992:1) menjelaskan bahwa pada hakikatnya, menulis
merupakan kemampuan yang harus dikembangkan dan dibina, karena kegiatan menulis
banyak manfaatnya untuk berbagai kepentingan dalam pengembangan ilmu, khususnya
dalam lingkup pendidikan. Hal senada juga diungkapkan oleh Hayon (2003:93),
bahwa kegiatan menulis merupakan suatu kegiatan yang aktif dalam berpikir
tentang materi yang disampaikan, kemudian secara aktif juga mengatakannya
dengan bahasa yang sesuai agar mudah dipahami oleh orang lain.
Akhadiah dkk. (2003:1) mengatakan bahwa kegiatan menulis merupakan bagian
yang tak terpisahkan dalam proses belajar. Sehubungan dengan kegiatan menulis,
perlu diingat bahwa banyak keuntungan yang dapat dipetik dari pelaksanaan
kegiatan tersebut.
Keterampilan menulis merupakan kegiatan berbahasa yang harus diajarkan
kepada siswa karena kegiatan ini merupakan penentu keberhasilan dalam
pengajaran. Dengan menulis, siswa dapat lebih mengenali kemampuan dan potensi
diri untuk mengetahui pengetahuan siswa tentang suatu topik yang disampaikan. Untuk
mengembangkan topik ini siswa harus berpikir dalam menggali pengetahuan serta
menguasai informasi sehubungan dengan topik yang ditulisnya. Dengan
demikian, menulis memperluas wawasan
baik secara teoretis maupun mengenai fakta-fakta yang berhubungan dengan
pidato.
Alasan lain yang diungkapkan
Wiyanto (2004:8), keterampilan menulis tidak diperoleh secara cepat, melainkan
perlu waktu yang cukup lama untuk belajar dan berlatih. Latihan-latihannya pun
harus bertahap, salah satunya yaitu tahap
latihan menulis teks pidato.
Untuk meningkatkan hasil pembelajaran menulis maka guru harus memilih
metode pembelajaran yang tepat dan sesuai. Teknik yang digunakan dalam proses
belajar mengajar sangat menentukan tujuan yang diharapkan. Sehubungan dengan
itu, penulis menetapkan metode kolaborasi sebagai metode yang digunakan dalam
proses belajar mengajar. Metode kolaborasi adalah suatu teknik pengajaran
menulis dengan melibatkan sejawat untuk saling mengoreksi. Sejawat yang diajak
berkolaborasi itu disebut kolaborator.
Bertitik tolak dari
pendapat-pendapat diatas, maka penulis tertarik untuk mencoba melakukan
penelitian tentang dampak penggunaan metode kolaborasi terhadap pembelajaran
menulis teks pidato. Judul penelitian tersebut yaitu: Upaya Meningkatkan
Kemampuan Menulis Teks Pidato dengan Menggunakan Metode Kolaborasi pada
Siswa kelas X SMA Negeri 1 Dayeuhluhur
Tahun Pelajaran 2012/20113.
B. Rumusan dan Batasan Masalah
1.
Rumusan Masalah
Bertitik tolak pada
permasalahan di atas penulis mencoba merumuskan masalah penelitian dalam bentuk
pertanyaan yaitu: Mampuhkah metode kolaborasi menimgkatkan kemampuan menulis
teks pidato siswa kelas X SMA Negeri 1
Dayeuhluhur tahun ajaran 2012/2013 ?
2.
Batasan Masalah
Penelitian ini hanya meneliti pembelajaran
menulis teks pidato dengan menggunakan
metode kolaborasi dengan prestasi belajar siswa kelas X SMA Negeri 1 Dayeuhluhur Tahun Pelajaran 2012/20113.
C. Definisi Operasional
1.
Kolaborasi
Yang dimaksud kolaborasi
adalah suatu metode pengajaran menulis dengan melibatkan sejawat untuk saling
mengoreksi pembelajaran menulis teks pidato dengan menggunakan
metode kolaborasi dengan prestasi belajar siswa kelas X SMA Negeri 1 Dayeuhluhur Tahun Pelajaran 2012/20113.
2. Prestasi Belajar
Yang dimaksud prestasi belajar
dalam penelitian ini adalah hasil yang telah dicapai dari yang telah dillakukan
atau dikerjakan (KBBI,1991 : 787) prestasi belajar adalah kemampuan yang
dimiliki siswa setelah menerima pengalaman belajarnya (Sujana, 1992 : 22).
Jadi, prestasi belajar yang penulis maksud dalam penelitian ini adalah prestasi
belajar siswa kelas X SMA Negeri 1 Dayeuhluhur Tahun Pelajaran 2012/20113.
3. Kemampuan Menulis Teks Pidato
Kemampuan menulis teks
pidato dalam penelitian ini
adalah pengungkapan pikiran dalam bentuk kata-kata dengan memperhatikan
ketentuan bahasa, isi, dan sistematika pidato secara tertulis siswa kelas X SMA Negeri 1 Dayeuhluhur Tahun Pelajaran 2012/20113.
D. Tujuan Penelitian
Penelitian yang baik harus mempunyai
tujuan yang jelas, agar penelitian yang dilakukan menjadi bermakna dan hasil
yang dicapai optimal, serta mempunyai arah yang jelas. Tujuan penelitian ini
adalah:
untuk mengetahui
kemampuan penulis dalam melaksanakan pembelajaran menulis teks pidato dengan
menggunakan metode kolaborasi;
1. ingin mengetahui kemampuan menulis
teks pidato siswa kelas X SMA
Negeri 1 Dayeuhluhur Tahun
Pelajaran 2012/20113.
2. ingin mengetahui ketepatan
penggunaan metode kolaborasi dalam pembelajaran menulis teks pidato pada siswa kelas X SMA Negeri 1 Dayeuhluhur Tahun Pelajaran 2012/20113.
E. Manfaat Penelitian
Penulis berharap hasil
penelitian ini dapat bermanfaat baik secara teoretis maupun secara praktis.
1. Secara teoretis bermanfaat bagi
pengembangan ilmu dan mendukung teori menulis yang sudah ada.
2. Secara praktis kemampuan menulis teks
pidato dapat ditumbuh kembangkan dan dibina secara berkesinambungan sampai
perguruan tinggi.
F. Anggapan
Dasar dan Hipotesis
1. Anggapan Dasar
Anggapan dasar pada suatu
penelitian merupakan suatu landasan bagi proses suatu masalah yang dihadapi.
Anggapan dasar berguna untuk mempertegas variabel yang menjadi pusat perhatian
dan untuk menemukan rumusan hipotesis. Jadi, anggapan dasar penelitian ini :
a. Kemampuan menulis teks pidato merupakan
salah satu penentu keberhasilan belajar siswa.
b. Dengan metode kolaborasi siswa akan mampu
meningkatkan kemampuan menulis teks pidato.
2.
Hipotesis
Hipotesis merupakan jawaban sementara dari masalah yang masih perlu diuji kebenarannya. Sesuatu
jawaban yang dianggap benar-benar disebut hipotesis (Surachmad, 1982:68).
Menjadi jawaban yang benar-benar disebut hipotesis (Surachmad, 1982:68).
Berdasarkan pendapat tersebut
penulis merumuskan hipotesis penelitian itu yaitu mampu melaksanakan
pembelajaran menulis teks pidato melalui metode kolaborasi pada siswa kelas X
SMA Negeri 1 Dayeuhluhur tahun ajaran 2012/2013.
G. Metode
dan Teknik Penelitian
1. Metode Penelitian
Seperti telah penulis
kemukakan di atas bahwa penelitian ini penulis lakukan untuk mengetahui
kemampuan menulis teks pidato siswa dengan prestasi belajar. Dengan begitu,
metode yang penulis gunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian
eksperimen. Dengan metode ini penulis mendeskripsikan dan menganalisis
kemampuan menulis teks pidato menggunakan metode kolaborasi dengan prestasi
belajar siswa kelas X SMA Negeri 1 Dayeuhluhur Tahun Pelajaran 2012/20113.
2. Teknik Penelitian
Teknik penelitian yang penulis gunakan dalam penelitian ini adalah:
1) Teknik studi kepustakaan untuk memperoleh
bahan-bahan penunjang yang brhubungan dengan permasalahan.
2) Teknik tes yakni tes kemampuan menulis
teks pidato.
H. Populasi dan Sampel
1. Populasi
Populasi menurut Arikunto
(1992:102) adalah keseluruhan subjek penelitian, maka populasi penelitian ini adalah
seluruh siswa kelas X SMA Negeri 1 Dayeuhluhur Tahun Pelajaran 2012/20113.
2. Sampel
Sampel adalah sebagian
dari populasi yang dianggap
mewakili. Sampel penelitian ini adalah siswa kelas X SMA Negeri 1 Dayeuhluhur Tahun Pelajaran 2012/20113. Pengambilan sampel dilakukan secara total
(menyeluruh).